Senin, 30 April 2012

PERBAIKI JALAN DIGANGGU PREMAN, PEMKOT BERI PELATIHAN WIRAUSAHA KE ORMAS

PAMULANG, TAPOS. Sejumlah oknum organisasi masyarakat (ormas) dituding sebagai biang keladi dari lambannya perbaikan jalan di Tangerang Selatan. Soalnya, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air maupun konstraktor merasa resah ketika ingin memperbaiki jalan selalu diganggu preman-preman yang notabene anggota ormas. Hal itu diakui Kepala Dinas Bina Marga dan SDA Tangsel Retno. Saking resahnya, Retno mengaku sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk menemani pekerja dalam melakukan perbaikan jalan. “Seperti para pekerja yang ingin menambal jalan di Jalan Raya Sasak ataupun Puspiptek, terganggu pekerjaanya, dikarenakan seharusnya diperbaiki dan mengirim empat truk baru dua truk dikerjakan. Para pekerjanya kabur karena diganguin ormas,” keluh Retno. Retno mengatakan pihak Provinsi sudah melakukan perbaikan, namun karena banyak oknum ormas yang menggangu proyek perbaikan di Jalan Raya Puspiptek. Baru dua hari bekerja, para pekerja tersebut sudah kabur, karena tidak tahan digangu oleh para oknum ormas tersebut. “Kita akan melakukan kordinasi terkait ini, saya berharap semua masyarakat dapat membantu perbaikan jalan, dikarenakan perbaikan ini untuk kepentingan masyarakat bersama,” katanya. Untuk mengurangi oknum pengurus ormas yang mengganggu pekerjaan, Pemkot berencana memberikan pelatihan wirausaha kepada pengurus ormas. “Ormas merupakan warga Tangsel juga sehingga tidak perlu dihapuskan, melainkan akan dilakukan pembinaan pelatihan UKM untuk para ormas ini. Saya sudah meminta kepala Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) untuk melakukan program kegiatan UKM kepada para ormas,”jelas Airin saat coffee morning di Kantor Walikota Tangsel, Kamis (12/4). Airin mengatakan pelatihan keterampilan supaya ada kemandirian bagi masyarakat Tangsel, terutama pengurus ormas. ”Agar mereka dapat menjadi masyarakat yang mandiri dengan bekal ilmu atau keterampilan yang dimiliki setelah mengikuti pelatihan. Diharapkan 400 ormas tersebut dapat diikuti pelatihan,” katanya. Diharapkan ormas tersebut dapat membuka usaha dan oknum ormas tidak lagi menggangu. namun melakukan kegiatan pekerjaan yang bermanfaat. Dia juga meminta ke Sekda dan Wakil Walikota untuk berkoordinasi dengan perusahaan agar memberikan program Coorporate Social Responsibility (CSR). “Kita juga meminta bagi para pengembang untuk memperkerjakan masyarakat sekitar untuk dapat bekerja di perusahaan tersebut,” katanya. Terkait pelebaran Jalan Raya Ciater, Serpong yang menghubungkan Ciputat akan dikerjakan tahun ini. Meskipun sebelumnya terkendala pembebasan lahan membuat pembangunan di sepanjang jalan menghubungkan Ciputat-Pamulang-Serpong sempat molor. ”Sudah ada kesepatan harga ganti rugi dengan pemilik lahan. Untuk ganti ruginya sekira Rp 2 juta permeter,” tegas Retno. Dikatakan Retno, Pemkot sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk pelebaran sepanjang dua kilometer. Sedangkan, untuk pengerjaannya akan dimulai awal 2013. Lantaran, pembebasan lahan ditargetkan selesai di 2012. ”Untuk Jalan Raya Ciater akan dilebarkan menjadi 24 meter. Tadi dua lajur menjadi empat lajur,” katanya. Menurutnya jalan raya Ciater sudah termasuk padat akan kendaraan. Sementara, lebar jalan sekira enam meter, sehingga, menyebabkan kemacetan setiap harinya. ”Lebar 24 meter sudah termasuk drainase dan bahu jalan,” katanya. Selain pelebaran jalan, kata dia, akan membangun bundaran di pertigaan Maruga di jalan raya Ciater. Pertigaan tersebut menghubungkan BSD-Ciputat-Maruga-Pamulang. Bundaran tersebut akan dibangun dengan diameter 14 meter dan Detail Engineering Design (DED) sudah ada.(irm)

Membangun Pamulang menjadi Kota Besar

Tangerang selatan (Tangsel) merupakan salah satu kota di Provinsi Banten, BSD (bumi serpong damai) yaitu salah satu icon dan pusat perekonomian Tangsel, BSD sudah tidak usah ditanya lagi, kota yang terencana sejak dulu itu dilengkapi banyak infrastrutur yang nyaman, mulai dari perkantoran, perdagangan, pendidikan, wisata, pasar modern sampai perumahan elit. Agak kurang rasanya kalau jalan-jalan atau lewat Tangsel gak mampir ke BSD City, bagi yang berkantong tebal bisa liat-liat dan beli rumah hunian yang nyaman dan asri dan bisa juga merencanakan ber-inventaris disana. Bagi yang hanya lewat monggo ke taman kota 1 dan taman kota 2 atau ke OceanPark Water. lumayan bisa membuat perjalanan menjadi lebih asik dan menyenangkan. Tapi nanti dulu, tangsel tak hanya mempunyai BSD aja, ada Kota Pamulang,ya. Pamulang merupakan kota di Tangsel yang menurutku bakal menjadi kota yang besar. Berbagai opini-opini disurat kabar lokal membicarakan masa depan kota yang dulu hanya seperti kebun yang tak terurus. Aku baru beberapa tahun tinggal di Pamulang tapi kerabatku uda puluhan tahun di Pamulang, kerabatku sedikit banyak cerita tentang kota ini, heran. Itu yang kutangkap dari cerita dari kerabatku, karena menurut dia sebelum tahun 2000an Pamulang gak semacet ini, tapi sekarang Pamulang uda kayak semut keluar dari sarangnya pada saat jam-jam kantor. Pamulang gak ada traffic light tapi macetnya uda kayak ngantri di traffic light, ada se traffic light tapi cuma satu yaitu di perempatan Gaplek beberapa kilometer dari kantor walikota tangsel. Jalan Pamulang yang sempit dan volume kendaraan terus bertambah, mungkin itu penyebab kemacetan. Terutama jalan akses arah ke pondok cabe/Lebak Bulus, atau akses jalan ke arah Viktor, atau di Bunderan Pamulang tentu pas jam kerja dan pas jam keluar Mahasiswa UNPAM sift malam, jangan ditanya lagi pasti macet, tapi mulai akhir-akhir ini Pamulang sedikit lancar, pelebaran jalan di sejumlah titik mulai di bangun jadi alhamdulillah sudah bisa ngurangin kemacetan. Pamulang akan menjadi kota besar? Ya. Selain opini-opini yang mencuat di media cetak atau media online seperti Blog, dan forum dll , aku pernah ngobrol dengan salah satu pejabat di BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) Tangsel, beliau bilang,”beberapa tahun lagi Tangsel akan menjadi kota yang besar, nanti akan dibangun jalan tol dan fly over,untuk mengatasi kemacetan,termasuk Pamulang ini”. Mungkin juga bangunan-bangunan tinggi akan dibangun di Pamulang ini, aku juga sudah melihat beberapa bangunan Pemerintah setempat yang mulai dibangun,cukup besar dan tinggi, mungkin karena Pamulang adalah pusat pemerintahan daerah Tangsel jadi Renovasi-renovasi Bangunan kantor Walikota pun di perlebar dan diperbesar. Tak sampai disitu saja, Pasar-pasar moderen sudah ada di dua titik yang akan dibangun di daerah Pamulang, pusat perbelanjaan juga sudah mulai menampakkan kemegawahan disepanjang jalan raya Pamulang. Sangat pesat. Tapi sebentar, untuk menjadi kota yang besar seperti saudaranya yaitu BSD City maka salah satu aspek perlu diperhatikan, Saluran Air. Ya. rancang bangun Irigasi, Gorong-gorong dan sebagainya harus terencana rapi dan terealisasikan dengan baik dan tepat. Jangan sampai bangunan-bangunan pencakar langir sudah dibangun dan kota tertata rapi tapi kaki-kaki bangunan terendam air, ruas jalan tergenang air got dan rumah-rumah warga terendam. Sekali lagi ini penting, lebih baik mengantisipasi daripara membenahi. Mengantisipasi irit biaya sedangkan membenahi banyak biaya. Lihat saja kota Jakarta, kenapa jalan-jalan utama di sana baru dibuat gorong-gorong yang besar? Kenapa gak dari dulu dibuatnya? Kenapa harus menunggu tragedy Jakarta tenggelam (2007)? Nah sekarang baru dibangun, banyak biaya kan, bikin macet kan, meresahkan bukan?!. Harusnya sebuah kota yang kelak menjadi kota besar dari awal sudah direncanakan Irigasi yang tepat dan benar. Begitu pula Pamulang, dulu pertama aku masuk di Pamulang, sering terjadi genangan air yang membuat badan mesin motor terendam dan akhirnya mogok, dikawasan BPI, Perum MA, sebelum Pombensin Gaplek, Universitas Terbuka dll. Tapi sekarang sudah agak mending karena sudah ada pembersihan dan pembuatan gorong-gorong tapi belum maksimal karena terkadang masih saja air menggenang. Pamulang mempunyai Situ atau Danau, dimana danau itu sebaiknya jangan di tinggal diamkan dan tidak diurus, malainkan dirawat agar bisa menampung air disaat hujan lebat. Dan selain itu perlu sosialisai mengenai Kebersihan di kota Pamulang, kesadaran dan pemahaman sejak dini sebelum menjadi kota yang besar haruslah sudah tertanam, membuang sampah dan memberdayakan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat bisa di jalankan dengan mudah dan menjadi kebiasaan warga Kota Pamulang. Maka sudah bereslah salah satu syarat untuk menjadi Kota yang besar yang indah dan nyaman, masih banyak syarat yang lain agar Pamulang menjadi Kota yang besar, baik dari aspek adat,budaya,infrastruktur, industry, wisata, keadministrasian dan pendidikan. Mari kita bangun kota Pamulang sebagai Kota besar yang indah dan nyaman.

Jumat, 27 April 2012

Warga Sudah Bosan Dengan Tawuran Antar Ormas

INILAH.COM, Jakarta - Pasca terjadinya bentrokan antar Ormas Forum Betawi Rempuk dan massa dari Pemuda Pancasila (PP), kondisi disekitar Stasiun Sudimara, Ciputat, Tangerang Selatan, saat ini terpantau normal. Situasi di Jalan Raya Jombang atau sekitar Stasiun Sudimara, Ciputat, Tangerang Selatan, saat ini kembali normal. Aktifitas di sekitar lokasi pun kembali berjalan seperti biasa, pasca terjadinya bentrokan antar Ormas FBR dan massa dari Pemuda Pancasila, pada Senin (2/12/2011) malam. Dari pantauan INILAH.COM, di lapangan sudah tidak terlihat bekas-bekas terjadinya bentrokan disana. Selain itu juga tidak terlihat adanya petugas polisi yang berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian. Warga sekitar mengatakan tawuran di kawasan itu bukan hal yang baru, karena tawuran antar ormas di wilayah tersebut sudah sering terjadi. "Tawuran seperti itu sering terjadi. Bahkan tanpa diketahui apa persoalannya, terkadang sekitar jam 02.00 malam, tiba-tiba tawuran," ujar Asih, warga sekitar saat ditemui INILAH.COM, Selasa (3/1/2012). Seperti tawuran yang terjadi pada Senin malam kemarin, warga sekitar tidak mengetahui apa pemicunya namun tiba-tiba kedua kelompok massa langsung terlibat bentrokan. "Beberapa pemuda berteriak di area jalan Stasiun Sudimara sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka membawa membawa bambu dan senjata lain untuk menyerang. Setelah itu terjadi tawuran, sekitar tiga puluh menit tawuran reda sendiri, tidak ada petugas keamanan," jelasnya. Meski tawuran antar massa menjadi langganan di wilayah tersebut, namun warga mengaku jenuh dengan situasi tersebut. warga berharap tidak ada lagi kejadian seperti itu. "Karena itu membuat resah, takut dan menganggu jalan," ucapnya.[bay]

Rabu, 25 April 2012

Provincial Regulation No.? In 2012 On Investment In South Tangerang City

Tangsel, Banten, Article 30 paragraph (2) Regulation No.1 of 2008 on Investment, the Ministry of Government mengamanahkan in the country to develop Permendagri About Daerah.Pemerintah Government Investment Act by the City of South Tangerang - related legislation, may invest in securities purchases valuable, Lending, Rent, Utilization Cooperation, Build or Build Serah Serah Guna Guna, and which shall administer and implement the DPPKAD Tangsel, as the Regional Treasurer. The economic growth rate of South Tangerang City, quite a significant increase, which in general is dominated by the tertiary sector, namely pengakutan and communication, trade, hotels and restaurants and business services - services, banks, leasing and services company that contributes to 90% . As for the secondary sector, manufacturing, electricity, gas and water supply and construction provides kotribusi 8.76%, then, the primary sector, namely agriculture, mining and quarrying only give contributions of 2%, due to spatial and South Tangerang City area is should only be for the industry's No. Polutan.Ada adage that is often heard among the public, in the early expansion of the City Tangsel, "With just sit alone, the government Tangsel, will directly observe the rapid economic growth in Tangsel, because the private sector role is quite rooted in the areas of property, the total investment value of Rp.30 trillion ". Tangsel, it strategically as a buffer state capital, with a total length of 137.773 Km as far as city streets, five electric train stations spread across the three districts, the Office of Telkom, amounting to 5 pieces spread over five districts, 83 units of BTS Tower, 21 temporary dump , also 5 units of water treatments plants, 26 unti public burial place, in cross 5 rivers, and 5 Setu which still serves as a rain shelter, is a very strategic geographic conditions. Therefore, in order to improve the investment climate and encourage investment, the municipal government is compiling Tangsel agenda that was developed into several points in between, formulating investment policy, regulatory improvements, simplification of licensing, infrastructure development, promotion of the region, strengthening regional management that no other is the formation of network development and investment business in the City of Tangsel. Step towards the establishment of the Regional Owned Enterprises (enterprises) is like a Holding Company, which includes parking management services, Islamic Banking, and other forms of business that produces a rich local revenues, so the PAD (PAD income) derived from local levies and taxes can be reduced, because the high economic costs due to local levies and excessive taxation would hinder investment climate that will eventually make it difficult jobs for local residents. With him on the legal regulation No.20 Year 2012 On Investment In South Tangerang City refers to the Law No.25 Year 2007 on Capital Investment, and Law No.32 of 2004, On Daerah.Semua Government officials expect the area immediately to prepare the capacity to invite investment, investment promotion immediately published to the whole society in particular need for investment in the country, and all the obstacles that arise can be handled the settlement. Local Regulation No.20 Year 2012 On Investment In Tangerang city break includes Chapter 13, and Article 32, Chapter I General Provisions, Chapter II Principles and Objectives, Chapter III of the Regional Authority, Type of Business Chapter IV, Chapter V shape and Incentives Ease of Investment, Chapter VI Criteria and Incentives Ease Investment, Investment Facility Chapter VII, Chapter VIII Implementation Penanaan Capital, Chapter IX Control and Investment Procedures, Licensing Mechanism Chapter X, Chapter XI Administrative Penalties, Reporting and Evaluation Chapter XII, Chapter XIII Final Provisions. In Chapter IX Control and Investment procedures, patutlah in note to investors, because in it contains a section on Rights, Duties and Responsibilities of Investors and the Investment Facility Chapter VII, patutlah a separate motivation for investors to achieve a number of facilities and incentives of local government Tangsel City mayor referred to in Rule. Advanced rapid rate of economic growth of South Tangerang City, has always depended on the interaction of government and business, the principal problem that often occurs in capital investment in the area are always related to several factors, including: Risk of security breach that may affect the perception of investment climate investro in Tangsel , Lack of legal certainty and uncertainty of property rights and business agreements as well as weak law enforcement, lack of conducive labor market in low-wage Tangselm productivity is difficult in the estimate and akibatkan ering the case in the court of industrial relations, then, overlapping regulations and policies of central and local , and the intersection siurnya division of authority between central and local government policy-making related to investment in the region, the latter is berbelitnya bureaucratic process of licensing procedures that are too long and lack of incentives in this area of ​​tax incentives. However, South Tangerang, in the era of globalization, would be able to face all the obstacles that would interfere with a healthy investment climate, especially with the Regulation No.20 Year 2012 on the capital investment in Tangsel that contains all the things needed by the public and investors at large , but in general, the enthusiasm of local governments Tangsel City, will be creatively done penuyusunan public investment plan, the development of information systems investments, services one-roof system or a one-stop shop, and a reorientation of the role of the traditional leading role kewiraswastaan.Yang goal is reducing an issue of poverty, welfare and increase the Gross Domestic Product (GDP). investment activities in the area Tangsel, an absolute must promote economic growth, create jobs, enhance competitiveness, Increasing the capacity and capability economy and economic process with the potential to be the real power funds derived from the d South Tangerang City itself.

Potential Tangerang City South

PantonaNews.com - South Tangerang City (Tangsel) established by Law no legal basis. 32/2007, dated October 29, 2008, includes the District of Chester, East Chester, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, North Serpong and Setu. The east by the City of South Jakarta (DKI Jaya) and the city of Depok (West Java), the south by the city of Depok and Bogor (West Java), north bordering Tangerang City, and east by Tangerang District. South Tangerang city covers an area of ​​210.49 km2 with a population reaching 966 thousand, with a population density reaches 4589 inhabitants per km2. South Tangerang Formation can be said is actually too late, far behind the other autonomous cities like Cilegon, Depok, Cimahi, Banjar, Stone and several other cities outside Java. Refer to criteria such as the ability of economic expansion, the potential of the region, social, cultural, social, political, population and area, South Tangerang pretty decent when compared to other cities of the newly established autonomous. In terms of area, South Tangerang city larger than the City of South Jakarta and Bogor, while in terms of population is almost equal to the population of Central Jakarta, and more when compared to the population of the city of Bogor. In terms of economic capacity, sub-districts in South Tangerang is a barn for revenue (PAD) for Tangerang Regency. Urban sector in the region is growing rapidly, fueled by economic growth in DKI Jaya, South Jakarta in particular. For some locations in the border, it becomes difficult to distinguish whether including the South Jakarta District or the South Tangerang, even some people 'feel' as the residents of South Jakarta. Development of the South Tangerang area, especially for trade, services and housing can be said to be the most rapidly in Indonesia. As an illustration, the settlers would be surprised if the district enters Serpong, "Wahh ... this time there is no such city mayor, the district status only ..." Serpong is a district that has the most complete urban facilities, especially with beroperasionalnya major developers such as BSD City, Alam Sutera, Gading Serpong, and so forth. In this district has established several shopping centers and world-class business center, so Serpong Tourism spending has become a city. Also in Serpong also there have been several universities such as Indonesia Technology Institute (ITI) and the Swiss German University (SGU), as well as some government-owned research centers such as Puspitek. Developed into a worthy addition to the central government, the district could be developed into a center Serpong agropolitan. Various types of ornamental plants (forikultur) as has been widely cultivated orchids in this region. District of Chester is also experiencing rapid growth, although faced with infrastructure like roads in a city that has not been adequate. Traffic congestion a daily sight in Chester. Although he has built a toll road connecting Serpong area of ​​South Jakarta, Pondok Aren, Ciputat and analytical ability, but have not overcome the congestion problem. In Chester has long been established in several universities as Syarief Hidayatullah State Islamic University (UIN), University of Muhammadiyah. District of Pondok Aren is the center of residential areas and business development. In Pondok Aren has evolved such settlement with various fittings Bintaro Jaya urban infrastructure. In addition, in some villages such as Parigi, Pondok Pucung and West Jurangmangu currently developing domestic industries to commodities shoes, bags and towels. Not much different from the District Serpong, Ciputat and Pondok Aren, although not directly adjacent to the DKI Jakarta, Pamulang district also experienced rapid growth, even beyond the level of population density regions, it's been surpassed 8000 inhabitants per km2. Special District Cisauk still have a lot of open space to be developed further, either for residential, industrial or agro business. Cisauk population density is still about 2,000 people per km2. Essence Establishment Formation of South Tangerang City is indeed a local community's aspirations, its primary purpose was to increase the level of welfare. Management of regional autonomy and self-control is expected to shorten the range of governance, so management and human resource potential of the area can be optimized. As the key to success lies in the ability of the managers who occupy government bureaucracy, from which the position of highest to lowest. Starting from the Mayor, Head of Department / Agency, Head to the Village Chief / Head of the village, whether truly understand his position as an element of the regional administration. Similarly, Parliament is the body representing the local people, whether truly understand his position as an element of the regional administration. The organizer is not just 'merely hold' or 'just walking', but to be completely oriented to the 'implementation of a quality and professional'. In this case the focus is service to the community, especially those bound issues of poverty, unemployment, education and health. That is the essence of the formation of new autonomous regions. (Atep Afia)

HISTORY OF ESTABLISHMENT CITY SOUTH TANGERANG

South Tangerang city is a city in the province of Banten, Indonesia. The city was inaugurated by the Minister of Home Affairs of Indonesia, Mardiyanto, on October 29, 2008. This region is the expansion of Tangerang regency. This plan originated from the desire of residents in the southern region for the welfare of society. In 2000, several leaders of the districts mentioned Cipasera began as an autonomous region. Residents feel less attention Tangerang regency government so much neglected facilities. On December 27, 2006, Parliament approved the establishment of Tangerang regency of Tangerang City South. Candidates for the autonomous city is made up of seven districts, namely, Ciputat, East Ciputat, Pamulang, Pondok Aren, Cisauk, and Setu. This region has a population of about 966 037 inhabitants. In the Dutch colonial period, this region into the residency of Batavia and preserve the characteristics of the three ethnic groups, the Tribe Sundanese, Betawi Tribes and Tribal Chinese. On January 22, 2007, Plenary Session of the House of Representatives District Tangerang District Ciputat set as the central government of South Tangerang. In a meeting led by the Chairman of DPRD Endang Sujana, Ciputat elected by acclamation. The population in this region is more than one million inhabitants. Pamulang inhabited by 236 000 people, was inhabited Ciputat 260 187 inhabitants. Of these two districts, the population of 500,000. If coupled with a population of Serpong, Pondok Aren, and Cisauk will amount to more than one million inhabitants. Thus, qualify for an autonomous region. House of Representatives Commission I Banten region began discussing the proposed beam forming Tangerang City from March 23, 2007. The discussion is done after the file proposals and requirements of the establishment of Banten Governor Ratu Atut be submitted to the Council Chosiyah on March 22, 2007. In 2007, Tangerang regency government set aside Rp 20 billion for the initial establishment of South Tangerang City. The funds budgeted for operating costs of new cities during the first year and an initial capital of the parent to the results of the division. Furthermore, the Government will provide funding Kabupetan Tangerang rolling up an independent division of the city. (Source: Wikipedia)

Anjing Gegerkan Warga Pondok Aren

TANGERANG-Seekor anjing betina diduga sebagai anjing jadi-jadian, membuat geger warga gang Bonjol RT 04/03, kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (25/1). Penemuan anjing berawal sekitar pukul 03.00 dinihari, saat warga yang sedang ronda dikejutkan dengan anjing yang langsung masuk kekolong pos ronda. Kemudian warga langsung mengusir anjing tersebut dengan bambu, tapi anjing pun enggan pergi juga dan warga langsung memukuli anjing yang hanya diam saja."Udah dipukulin tetap saja anjingnya ngga mau kabur," ujar Kepala Unit (Kanit)Provost Polsek Pondok Aren, Aiptu Rais Abin yang juga menemukan anjing tersebut. Kecurigaan warga semakin kuat mengenai anjing jadi-jadian saat sejumlah warga sering kehilangan uang."Momentnya pas banget, warga sini memang sering kehilangan uang, makanya warga langsung mengatakan itu bukan anjing sembarangan," katanya lagi. Dengan kejadian tersebut, sontak puluhan warga yang penasaran ingin melihat anjing berwarna putih langsung mendatangi lokasi kejadian. Tidak hanya warga sekitar, kabar tersebut sudah menyebar hingga ke daerah lainnya."Penasaran gimana rupanya anjing jelmaan tersebut," ujar salah seorang warga yang tinggal di Bintaro. Dengan adanya penemuan dan warga yang penasaran ingin melihat anjing tersebut pun langsung membuat berkah kepada para tukang parkir dadakan. (DRA)

Sebelum Gempa Aceh, Muncul Awan Aneh di Tangerang Sumber: Berita Sebelum Gempa Aceh, Muncul Awan Aneh di Tangerang

Beberapa hari sebelum terjadinya peristiwa gempa bumi dengan kekuatan 7,2 skala richter di Tenggara Sinabang, Nangroe Aceh Darusalam, Rabu (7/4), sejumlah warga di kawasan Vila Dago Tol, Tangerang Selatan, jauh-jauh hari sudah memprediksikan bakal akan ada bencana alam di negeri ini. "Kok dalam beberapa hari ini udara di sini terasa panas. Jangan-jangan sebentar lagi akan ada bencana alam," tanya Pak Ami, warga Vila Dago Tol, Tangerang Selatan, kepada Tribunnews. Dugaan bakal akan ada bencana alam itu diperkuat dengan munculnya awan aneh yang terlihat di atas Kota Tangerang. Awan memanjang yang biasa disebut awan gempa itu sempat diprotret Tribunnews, tanggal 1 April 2010 siang. Biasanya fenomena awan aneh yang memanjang membelah langit hingga puluhan kilometer biasa dijuluki masyarakat sebagai awan gempa. Awan gempa pernah terlihat sebelum gempa besar melanda Kobe, Jepang, 17 Januari 1995. Awan serupa juga pernah terlihat warga Bantul sebelum gempa yang meluntuhlantakkan Yogyakarta dan Jateng. Waktu itu, awan tersebut muncul Rabu (12/7/2006) tengah malam, terlihat jelas karena langit sedang terang bulan. Munculnya awan semacam ini membuat sebagian warga cemas dan khawatir. Awan aneh ini menjadi perbincangan hangat di milis-milis internet. Dalam tayangan soal gempa di Fuji TV disebutkan salah satu ciri terjadinya gempa adalah adanya awan yang memanjang. Selama ini gempa sulit diprediksi, dan mungkin dengan adanya fenomena awan ini bisa menjadi tanda yang harus diwaspadai akan terjadinya gempa. Jika melihat ke langit ada awan yang berbentuk aneh seperti angin puting beliung atau seperti pohon atau seperti batang yang bentuknya vertikal kemungkinan besar itu adalah awan yang disebut awan gempa. Awan ini muncul sebelum gempa terjadi. Sebelumnya di tahun 1993, awan gempa terlihat satu hari sebelum gempa Kagoshima. Awan seperti ini juga terlihat hanya empat jam sebelum terjadi gempa Nigata 2004. Awan berbentuk aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan sangat besar dari dalam perut bumi, sehingga menyerap daya listrik yang ada di awan. Makanya, bentuk awannya seperti tersedot ke bawah. Gelombang elektromagnetis itu sendiri terjadi akibat adanya pergeseran atau patahan lempeng bumi. Namun ada awan seperti itu di langit juga belum tentu itu awan gempa. Mungkin saja karena asap pesawat jet atau memang bentuk awannya memang seperti itu karena pergerakan angin. Jika memang terjadi awan seperti itu, coba dilakukan uji medan elektromagnetis di dalam rumah. Misalnya dengan mengecek siaran TV. Lalu coba lihat mesin fax, apakah lampunya tiba-tiba blinking atau tidak padahal lagi tidak ada transmit data. Selain itu, coba matikan arus listrik lalu cek apakah lampu neon tetap menyala redup walaupun tidak dialiri arus listrik. Jika semua tanda itu terlihat maka besar kemungkinan tengah terjadi gelombang elektromagnetis luar biasa yang kasat mata dan tidak bisa dirasakan manusia. Jika ada awan gempa di langit dan terbukti ada gelombang elektromagnetis luar biasa, belum tentu juga akan terjadi gempa. Sumber: Berita Sebelum Gempa Aceh, Muncul Awan Aneh di Tangerang - IndoForum http://www.indoforum.org/t382142/#ixzz1tATokhTC Hak Cipta: www.indoforum.org

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Selat Sunda Selengkapnya mengenai BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Selat Sunda | Serang

Kabar6-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, menyebutkan gelombang 3 sampai 5 meter dapat terjadi di perairan Lampung Barat, Selat Sunda Selatan, perairan Selatan Banten hingga Perairan Selatan Jawa Tengah, Laut Jawa Bagian Tengah hingga perairan Kangean, perairan Utara Jawa Tengah hingga Utara Jawa timur, perairan Sulawesi Selatan. Menurut Kepala BMKG Serang, Parmin, pihak BMKG telah mengeluarkan peringatan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, pengusaha, nelayan dan masyarakat luas mengenai tingginya gelombang yang terjadi di Selat Sunda yang mencapai 3 sampai dengan 5 meter. “Di Banten Selatan gelombang air bisa mencapai 4 sampai dengan 5 meter,” kata Parmin. Parmin mengimbau masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, untuk lebih berhati-hati. Karena, pada saat ini air sudah naik. Bahkan, nelayan diminta tidak melaut, karena gelombang air masih dianggap berbahaya bagi nelayan untuk mencari ikan. “Tinggi gelombang di Banten Utara mencapai 3 sampai 4 meteran,” katanya. Tinggi gelombang tersebut, lanjut Parmin, diperkirakan masih bisa terjadi hingga tanggal 31 Januari mendatang. Namun, apabila ada perubahan pihak BMKG pasti akan memberikan pemberitahuan. “Gelombang tinggi masih bisa terjadi, hingga akhir bulan Januari,” katanya. MERAK PADAT Gelombang tinggi disertai angin kencang di perairan Selat Sunda menyebabkan aktivitas pelayaran Pelabuhan Merak – Bakauheuni, Lampung, terganggu. Gelombang setinggi lebih dari 4 meter mengakibatkan kapal-kapal roro kesulitan sandar. Akibatnya kendaraan truk yang akan menyeberang menuju Pulau Sumatera masih tertahan di dermaga Pelabuhan Merak. “Memang masih ada penumpukan truk, tapi tidak separah beberapa hari sebelumnya hingga keluar areal pelabuhan. Saat ini penumpukan truk hanya ada di dermaga saja. Dan itu tidak semuanya penuh, untuk dermaga 5 masih kosong,” terang La Mane, Kepala Cabang PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, Rabu (25/1). Meski kondisi cuaca di perairan Selat Sunda saat ini masih belum normal, namun pihak ASDP Merak tetap mengoptimalkan jadwal pelayaran dengan mengoperasikan 5 dermaga. “Ketinggian gelombang berangsur turun, makanya kita optimalkan pelayaran untuk menghindari terjadi kepadatan kendaraan di Merak. Namun kita tetap himbau kepada nakhoda kapal roro tetap waspada saat beraktivitas di laut,” tegas La Mane seraya mengatakan kapal yang dioperasikan sebanyak 22 unit.(pk/zul) Selengkapnya mengenai BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Selat Sunda | Serang by www.kabar6.com

Airin Cek Kabar PNS Kota Tangsel Selingkuh Selengkapnya mengenai Airin Cek Kabar PNS Kota Tangsel Selingkuh | Tangerang Selatan

Kabar6-Kabar adanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) selingkuh membuat heboh lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel). Kabar itu bahkan sampai ketelinga Wali Kota Tangsel; Airin Rachmi Diany. "Saya akan cek kabar itu ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Soal sanksi, nanti akan kita lihat dulu tingkat kesalahannya sampai sejauh mana," ujarnya singkat usai acara pelantikan Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangsel. Diketahui, kabar dugaan perselingkuhan tersebut mencatut nama Sekretaris Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Tangsel Suharno ketahuan mempunyai hubungan gelap dengan TKS pada badan yang sama Herlina. Kisah kasih ini mencuat setelah Suharso dan Herlina bertengkar di gerbang pintu masuk gedung BP2T dua minggu lalu. Pertengkaran dipicu keinginan Herlina, meminta diajak jalan-jalan Tahun Baru 2011. Namun Suharso menolak dengan alasan ingin ke Surabaya menjenguk orang tua. Terpisah, tokoh ulama Kota Tangsel Abdul Rozak mengatakan isu perselingkuhan tersebut telah mencoreng nama baik Pemkot Tangsel dimata masyarakat. Rojak mendesak Wali Kota Tangsel Airn Rachmi Diany, memberikan sanksi tegas terhadap pejabat nakal dimaksud. "Aparatur pemerintahan yang terbukti selingkuh tidak patut dicontoh. Sebab, perselingkuhan tidak memberikan tindakan baik bagi masyarakat," katanya. Terpisah Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Tangsel, Nita Gilik menuturkan hingga saat ini pihaknya masih proses mencari informasi. Soal apa sanksinya, sementara kami masih mempelajarinya," katanya. Pihaknya, kata dia, jika memang terbukti BKPP akan memberikan sanksi sesuai dengan kesalahannya. Namun, dirinya tidak berkomentar saat ditanya apakah oknum PNS yang berdinas di BP2T terbukti atau tidak. "Kita lihat sajalah nanti," singkatnya. Menurutnya yang akan melakukan investigasi kasus tersebut merupakan kewenangan inspektorat. "Inspektorat yang akan menyelidiki dengan membuat tim," ucapnya. Sementara, Sekretaris BP2T Kota Tangsel Suharno sendiri saat dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya pertengkaran dirinya dengan Herlina. Namun, pejabat eselon II menyangkal memiliki hubungan khusus. "Saya tidak memiliki hubungan khusus dengan Herlina," ucapnya. Menurutnya, dirinya dan TKS tersebut hanya teman biasa. Dirinya juga tidak menampik bahwa dirinya yang memiliki andil memasukkan Herlina menjadi TKS ke BP2T. "Saya sudah malu atas kasus ini. Tapi biarlah. Saya sudah siap menerima sanksi apapun. Namun saya jelaskan saya tidak memiliki hubungan khusus," terangnya. Hal senada juga diungkapkan Herlina. Menurutnya, dia dan Suharno tidak memiliki hubungan khusus. Hanya saja perempuan yang sudah tujuh bulan menjadi TKS di BP2T ini mengaku saat bertengkar, karena keinginannya untuk diajak menikmati malam tahun baru bersama ditolak Suharno. "Terserah orang mau bilang saya pacaran atau tidak dengan bapak (Suharno). Tapi memang saya dekat dengan dia," ujarnya.(TMN) Selengkapnya mengenai Airin Cek Kabar PNS Kota Tangsel Selingkuh | Tangerang Selatan by www.kabar6.com

Lima Hal yang Menjadi Pemicu Kemacetan di Ciputat

Kemacetan merupakan pemandangan yang jamak dijumpai pada kota-kota besar di seluruh dunia. New York, Tokyo, Seoul, dan Sidney dapat dijadikan contoh beberapa kota yang salah satunya terkenal karena kemacetannya. Tak terkecuali dengan Jakarta. Jakarta sebagai Ibukota Indonesia adalah pusat pemerintahan dan bisnis (industri) yang penting bagi pertumbuhan ekonomi. Namun pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah persoalan kemacetan ini sudah dicarikan solusinya oleh pemerintah? Tampaknya, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah belum serius menangani persoalan kemacetan yang terjadi di Jakarta. Hal ini terlihat dari tak adanya kebijakan yang terintegrasi dalam menangani permasalahan lalu lintas tersebut. Tak ayal, kemacetan di Jakarta pun menyebar ke daerah-daerah penyangga Jakarta, salah satunya adalah Ciputat, Tangerang Selatan-Provinsi Banten.
Jumlah kendaraan yang tak sebanding dengan luas jalan yang ada, ketidakpatuhan segelintir pengguna jalan terhadap rambu-rambu lalu lintas, dan sosialisasi peraturan lalu lintas yang tidak seluruhnya sampai kepada masyarakat seringkali dijadikan alasan oleh pemerintah terkait dengan masalah kemacetan. Namun, setelah beberapa hari melakukan pemantauan mengenai kemacetan di Ciputat, saya menyimpulkan ada lima hal yang menjadi penyebab kemacetan di daerah tersebut, antara lain: 1. Tidak Berfungsinya jembatan penyeberangan yang ada. Pejalan kaki (pedestrian) seharusnya sudah merasa diuntungkan dengan adanya jembatan penyeberangan. Betapa tidak? Dengan adanya jembatan penyeberangan, para pejalan kaki semestinya tak lagi khawatir (ragu-ragu) ketika ingin menyeberangi jalan. Namun, paradigma seperti ini sepertinya tak berlaku di Ciputat. Apalagi melihat kondisi jembatan penyeberangan yang ada di Jl. Ir. H. Juanda (dekat kampus UIN Jakarta) yang kosong melompong. Hal tersebut bukan karena jembatannya rusak atau tak layak pakai. Tetapi lebih pada kesadaran masyarakat agar menyeberangi jalan lewat jembatan tersebut masih rendah.
Praktis, jarang sekali ditemukan para pejalan kaki yang menyeberangi jalan lewat jembatan penyeberangan itu. Masyarakat sepertinya lebih suka menyeberangi jalan langsung tepat ditempat mereka berdiri atau dalam kata lain tidak ditempat seharusnya mereka boleh menyeberang. Tak terkecuali dengan masyarakat kampus UIN Jakarta. Baik mahasiswa dan dosen pun lebih suka menyeberangi jalan tepat di depan kampus UIN Jakarta. Padahal, secara esensial, kampus adalah tempat bagi sekumpulan entitas tertentu di masyarakat yang menyandang predikat sebagai insan dengan tingkat pendidikan paling tinggi. Namun kesadaran mereka untuk mentaati peraturan ketika menyeberangi jalan pada tempatnya belum menjadi tradisi.
Konsekuensi yang kemudian terjadi adalah kendaraan-kendaraan yang melintasi jalan Ir. H. Juanda (kampus UIN Jakarta dan sekitarnya) harus rela menghentikan sejenak kendaraannya apabila ada pejalan kaki yang ingin menyeberang. Ini semua dilakukan agar tak terjadi kecelakaan. Alhasil, kemacetan pun tak terhindarkan terutama di pagi hari dan sore hari mengingat intensitas pejalan kaki yang menyeberangi jalan tersebut sangat tinggi. 2. Halte yang “beralih fungsi”
3. Terlalu banyak putaran “U” (U-Turn) Jika kita berjalan dari perbatasan Jakarta Selatan sampai ke pasar Ciputat saja, dapat ditemukan banyaknya putaran (U-turn). Saya sendiri yang sempat menyusuri jalan tersebut menghitung tak kurang terdapat 12 putaran (U-turn). Alhasil, ketika intensitas kendaraan sedang tinggi di pagi hari dan sore hari, ditambah lagi banyaknya kendaraan yang memutar arah melalui putaran (U-turn) yang terdapat di sepanjang jalan itu, kemacetan pun tak dapat terhindarkan.
4. Pasar Tradisional yang Beroperasi di Badan Jalan
ntuk masalah pengelolaan sampah yang kurang baik, pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan sendiri mempunyai problem keterbatasan moda pengangkut sampah untuk ukuran pasar yang sebesar itu. Belum lagi penggusuran dan penertiban bagi pedagang yang berjualan di bahu jalan pun sudah pernah dilakukan. Tetapi, setelah proses penertiban selesai dan tak ada lagi petugas yang memastikan jalan umum tak dipakai untuk berjualan, para pedagang biasanya kembali lagi berjualan di bahu jalan. Para tukang ojek yang beroperasi di pinggir jalan di sepanjang pasar pun menjadi salah satu penyebab kemacetan. Sepertinya, mereka harus dibuatkan tempat tersendiri di area pasar yang tidak mengambil sisi jalan dan para penumpangnya yang rata-rata adalah pengunjung pasar Ciputat juga harus digiring ke tempat tersebut agar para tukang ojek ini tak kehilangan mata pencahariannya. 5. Ketidaktertiban Angkutan Umum yang Beroperasi Masalah ketidaktertiban angkutan umum bukan pemandangan yang sulit di jumpai di daerah Ciputat. Berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang di sembarang tempat dan menunggu (ngetem) penumpang tidak pada tempatnya merupakan sebagian contoh dari ketidaktertiban tersebut. Kejadian ini tak hanya terjadi pada angkutan kota (angkot), bahkan bus pun melakukan hal yang sama. Sesuai dengan pengalaman pribadi, saya seringkali menyesal dan bersedih ketika terjadi kemacetan lalu lintas yang diakibatkan karena ketidaktertiban itu. Perlu kesabaran yang ekstra untuk menghadapi hal tersebut. Marah, sumpah serapah, dan teguran pun sepertinya bukan solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan lalu lintas yang timbul akibat ketidakteraturan angkutan umum tersebut.
Di satu sisi, kedepan diharapkan adanya management yang baik. Tidak hanya berasal dari pemerintah, tetapi juga dari pengusaha angkutan umum, asosiasi angkutan umum, dan segala stakeholder yang berusaha menciptakan sistem pengelolaan angkutan umum yang teratur dan meminimalisasi kemacetan. Di sisi lain, setiap penumpang angkutan umum pun harus mempunyai kesadaran untuk menunggu atau menaiki angkutan umum pada tempatnya. Kembali lagi pada masalah alih fungsi halte, kedua hal ini saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu, kebijakan yang akan dibuat pun harus terintegrasi.

Serpong-Pamulang Bakal Dilalui Jalan Rp 1,4 Triliun Selengkapnya keyword1 by www.trustkota.com

TRUSTKOTACOM, TANGERANG SELATAN - Infrastruktur umum, berupa jalan raya masih menjadi fokus utama pembangunan di Kota Tangerang Selatan. Buktinya, kota hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang itu, berencana membangun jalan lingkar selatan sepanjang 1,2 kilometer. Proyek jalan tersebut diperkirakan menyedot anggaran sebesar Rp 1,4 triliun. Nantinya, jalan lingkar selatan dimulai dari Taman Tekno Bumi Serpong Damai Kecamatan Serpong sampai ke ujung Jalan Siliwangi di Kecamatan Pamulang. "Proyek jalan ini akan menggunakan sistem wermesd,"ungkap Kepala Dinas Bina Marga Kota Tangerang Selatan Retno Perwati kepada wartawan Selasa (21/2). Sistem wermes, jelasnya, dilakukan dengan cara membuat struktur jalan dengan menggunakan besi beton berangka kotak. Sistem demikian diyakini lebih berkualitas dibanding dengan cara pengaspalan. Dengan demikian, pihaknya memastikan kekuatan jalan akan jauh lebih maksimal. Sementara, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diani mengakui, kerusakan infrastruktur, terutama jalan raya masih menjadi persoalan krusial bagi daerahnya. Karena itu, pihaknya lebih mengutamakan pembangunan jalan dan infrastruktur umum lainnya. Selengkapnya keyword1 by www.trustkota.com

Website Kota Tangerang Selatan

PantonaNews.com - Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan salah satu kota otonomi paling baru di Indonesia, diresmikan 29 Oktober 2008. Kota ini merupakan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Wilayah Tangsel mencangkup bagian tenggara Kabupaten Tangerang, memiliki luas 147 km2 dengan jumlah penduduk 1,29 juta jiwa (Sensus Penduduk 2010). Dengan jumlah penduduk sebanyak itu Tangsel langsung menempati peringkat ke 11 kota terbesar di Indonesia. Pemeritah Kota (Pemkot) Tangsel terus berbenah, termasuk dalam mengembangkan sistem informasi. Saat ini sudah dikembangkan situs web Pemerintah Kota Tangerang Selatan dengan tampilan home page yang cukup menarik, dilengkapi halaman (page) Beranda (Halaman Utama); Selayang Pandang (Sekilas Tangerang Selatan), berisi informasi mengenai Sejarah Tangsel, Proses Kepemimpinan, Lambang Daerah, Gambaran Umum, Profil Walikota dan Wakil, serta Visi dan Misi; Pemerintahan (Data Pemerintahan), berisi informasi mengenai SKPD Dinas, Badan, Kantor dan Kecamatan, APBD dan RPJMD; Pembangunan (Info Pembangunan) meliputi informasi mengenai ILPPD dan Peluang Investasi; Peraturan (Info Produk Hukum) meluputi Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota; dan Berita (Seputar Tangerang Selatan). Web portal resmi Pemkot Tangsel dilengkapi Katagori Berita Terkini, Advertorial, Informasi Publik, Cuaca, Link (LPSE Tangsel, Depdagri, Pemprov Banten, BPS Banten, BKPP Tangsel, Dinas Binamarga dan Sumberdaya Air Tangsel, dan Siabang - Sistem Informasi Administrasi Pembangunan), Forum Diskusi Kita, Perpustakaan Kita dan Peta Tangerang Selatan. Jika dilihat dari statistik pengunjung, keberadaan web portal resmi Pemkot Tangsel ini belum begitu dikenal oleh masyarakat Tangsel, yaitu dengan jumlah pengunjung kurang dari 300 per hari, padahal jumlah penduduk Tangsel mencapai 1,29 juta jiwa. Tentu saja keberadaan situs yang dibuat dengan biaya yang tidak sedikit ini harus memberikan manfaat bagi sebanyak-banyaknya masyarakat Tangsel. Caranya dengan menyebarkan informasi alamat situs (URL) melalui 7 Kecamatan, 49 Kelurahan dan 5 Desa yang ada. Pelayanan terhadap masyarakat bisa lebih efekif dan efisien dengan mengembangkan e-government, salah satu fasilitas yang dapat dimanfaatkan ialah web portal resmi Pemkot. Prospek Kota Tangsel sangat luar biasa, para pengembang terbesar di Indonesia sudah jauh-jauh hari menancapkan kakinya di kawasan ini, sehingga terbangunlah pusat-pusat bisnis, pemukiman dan pendidikan. Namun dalam hal ini jangan melupakan kearifan lokal, pertumbuhan kota dijarapkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sudah sejak lama bermukim di Serpong, Serpong Utara, Setu, Pondok Aren, Ciputat, Ciputat Timur dan Pamulang. Walikota Hj. Airin Rachmi Diany, SH. MH. yang dikenal sebagai walikota dan pejabat paling cantik di Indonesia, beserta jajarannya dan didukung oleh DPRD, diharapkan mampu membawa Kota Tangsel sebagai “rumah bersama” bagi segenap masyarakatnya. Selain itu visi Kota Tangsel yaitu “Terwujudnya Kota Mandiri, Damai, Asri dan Sejahtera” bisa benar-benar tercapai. Informasi lengkap tentang Kota Tangsel Wikipedia - Kota Tangerang Selatan dan Info Tangsel (Atep Afia).

Selasa, 24 April 2012

Penanganan Banjir di Tangerang Terbentur Minimnya Anggaran

[SERANG] Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mengakui penanganan banjir di wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan masih terbentur minim anggaran untuk mengupayakan normalisasi sungai yang ada. Banjir yang terjadi di wilayah Tangerang disebabkan oleh faktor belum adanya upaya normalisasi sungai. Gubernur Banten Hj Ratu Atut Chosiyah, di Serang, Selasa (14/2) menjelaskan penanganan normalisasi sungai di wilayah Tangerang merupakan tanggung jawab pemerintah pusat yaitu Balai Besar Wilayah Sungai Cisadane dan Cidurian. “Untuk pengelolaan sungai yang ada di Banten memang tanggung jawab pemerintah pusat,” ujar Atut. Menurut Atut, belum maksimalnya upaya normalisasi sungai karena pendanaan masih minim. Sungai di Tangerang memang pernah dilakukan pengerukan, namun hasilnya tidak optimal sehingga banjir tetap saja terjadi. Atut menjelaskan pada tahun 2006 lalu, saat terjadi bencana banjir di tiga provinsi yakni, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Wakil Presiden yang saat itu masih Yusuf Kalla, telah merencanakan Pemprov Banten akan diberikan bantuan anggaran untuk melakukan normalisasi sungai dalam tiga tahap selama tiga tahun. Namun sejauh mana realisasi rencana tersebut, Atut Chosiyah mengaku tidak mengetahuinya. Sementara itu Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman (DSDAP) Banten Iing Suwargi mengatakan, Pemprov Banten akan segera melakukan rapat koordinasi dengan pihak terkait untuk membahas penanggulangan banjir di Tangerang. “Kami masih mengumpulkan data, dan akan segera melakukan rapat penanggulangan banjir di Tangerang dengan pemerintah pusat,” ujar Iing. Dikatakan, berdasarkan hasil rapat bersama pembahasan penanggulangan banjir untuk DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten pada 2006 lalu, Provinsi Banten akan mendapatkan bantuan dana pada 2007 sebesar Rp100 miliar untuk pengerukan Sungai Cisadane dan Rp117 miliar untuk Situ di Tangerang. Bahkan dana penanggulangan banjir juga akan kembali diberikan kepada Provinsi Banten pada 2008 dan 2009, namun Pemprov Banten mengakui tidak mengetahui apakah rencana anggaran tersebut telah terealisasi atau tidak. [149]

3 jam di kemacetan Pamulang

Pada hari sabtu sore,, sy dan adik pergi ke dentist di daerah pamulang. Kalo keadaan normal, perjalanan dari rumah ke dentist itu cuma 15 menit,, tapi hari sabtu abnormal kemaren, pas berangkat makan waktu 1 jam n pulangnya lebih parah 2 jam sodarah sodarah.. Apakah gerangan yang menyebabkan kawasan pamulang begitu maceth,, ternyata jawabannya adalah, adanya galian di tengah jalan (di depan danau pamulang), ga tau deh itu galian buat apa, dan kenapa pengerjaannya begitu lamaaa, sehingga jalurnya hanya dibuka 1 arah (bergantian).. ditambah lagi di kawasan pamulang square ternyata ada acara hip hip hura (acara live musik yg biasa ditonton anak2 labil).. Demi membunuh kebosanan dalam suasana macet, akhirnya saya iseng2 memotret anak2 labil yang berjalan bergerombol di sepanjang jalan, sementara adik saya khusyuk menyetir.. Jadilah kami berangkat pukul 16.30 wib dan sampai di rumah pukul 21.00 wib.. inilah kawasan pamulang square yg menjadi titik kemacetan di hari sabtu abnormal itu..
Pamulang Square dan danau pamulang

Polsek Pamulang Cokok Lima Pelaku Judi Koprok

Kelima pelaku adalah YT (61), MD (37), NT (34), ST (35) dan TS (58). Dari tangan para tersangka polisi menyita enam dadu, piring berwarna putih, batok kelapa dan arena pasang judi. Juga uang sebesar Rp267 ribu, yang merupakan hasil permainan pelaku selama sehari. Kepolisian Sektor Pamulang, kota Tangerang Selatan, Banten, menangkap lima pelaku judi koprok di kawasan lapak pemulung, Cileduk RT 04/05 Kelurahan Bambu Apus, Pamulang. Kelima pelaku adalah YT (61), MD (37), NT (34), ST (35) dan TS (58). Dari tangan para tersangka polisi menyita enam dadu, piring berwarna putih, batok kelapa dan arena pasang judi. Juga uang sebesar Rp267 ribu, yang merupakan hasil permainan pelaku selama sehari. "Kelimanya ditangkap saat bermain dengan sejumlah barang bukti judi koprok," kata Kanit Reskrim Polsek Pamulang, AKP Didik Putra di Tangerang, Banten, Senin (6/2) malam. Akibat perbuatannya, para tersangka dijerat pasal 303 KUHP dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara, atau denda Rp25 juta. Selain menangkap penjudi koprok, Polsek Pamulang turut pula meringkus satu pelaku judi togel berinisial HR (51 tahun). Pelaku ditangkap di Jl. Dr Setia Budi Pamulang. Bersamanya turut disita sejumlah sejumlah barang bukti berupa dua lembar nomor togel dan uang Rp51 ribu. Di hadapan polisi, HR mengaku dirinya pemain baru. Dia diperintahkan seseorang yang merupakan bos besar. "Saya hanya mendapatkan upah. Untuk modal dan yang lainnya, ada lagi yang jadi bandarnya," katanya kepada petugas.

Awas! Merokok di Polsek Pamulang Didenda Rp 100 Ribu

Jakarta Hati-hati bagi anda yang terbiasa merokok sembarangan. Jangan sampai anda harus merogoh Rp 100 ribu untuk membayar denda karena merokok di Polsek Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Tidak seperti di kantor Polsek lain yang biasanya bebas merokok. Bahkan kadang petugas polisi sambil menunggu laporan warga juga merokok. Tetapi tidak di Polsek Pamulang. Kapolsek Pamulang, Kompol Zulkifli Muridu mengatakan, penertiban kawasan dilarang merokok ini terinspirasi dengan kebijakan Presiden dalam rangka pencanangan gerakan Indonesia bersih. "Untuk tahap awal kita akan denda Rp 100 ribu. Ke depan bisa Rp 200 ribu. Ini sudah disepakati bersama dengan para anggota. Ini berlaku juga untuk mereka yang datang ke Polsek. Karena kami sudah pasang larangan," ujarnya, Senin (19/12/2011). Zulkifli serius dengan larangan ini. Jika sudah ada anggota yang sering dipergoki, ia akan melaporkannya ke istri anggota masing-masing. "Biar mereka malu saja, kalau suaminya itu pada bandel merokok sembarangan," imbuhnya sambil tertawa.

Asal Muasal Pamulang

Pamulang berada sekitar 30 km dari pusat Jakarta, 50 km dari Ranca Bungur, Bogor, 50 km dari pelabuhan udara Internasional Soekarno Hata. serta sekitar 1000 km dari Bukit Gombak, Singapura. Pamulang (berpenduduk 104.000) berada 30 km di sebelah barat daya Jakarta, Indonesia. “Pamulang” berasal dari kata “Pamulangan”. Konon pada zaman dahulu kala, situ-situ sekitar Pamulang beserta rumputnya yang hijau, sering menjadi pos peristirahatan pasukan yang hendak pulang dari menyerang kota Jakarta (Batavia). Sultan Agung, pun mampir di Pamulang pada saat menyerang J.P. Coen pada abad XVII. Sebagian Pamulang pernah menjadi kebun karet, serta sebagian lagi di miliki oleh tuan tanah Kedaung.

Danger of collapse looms over Pamulang lake dams

Sasak Tinggi Lake, Pamulang (JP Two man-made lakes that have long assisted flood control efforts in Pamulang, South Tangerang, are close to collapse amid the ongoing extreme weather, threatening tens of thousands of residents and their houses in the lower areas from Bambu Apus in Ciputat to Ulujami in Tangerang. The South Tangerang municipal administration has closed the 3-kilometer Ciputat-Pamulang access road on the banks of the Sasak Tinggi Lake since Friday after the lake overflowed several times, obstructing parts of the road and paralyzing traffic in the municipality. Residents fleeing the lake’s lower areas called on the South Tangerang administration to pay serious attention to repairing the cracking embankment to prevent it from bursting. “The municipal administration should suspend the planned mayoral election to enable it to pay closer attention to the problem that threatens thousands of houses and residents in the lower areas,” Pradipto, a neighborhood chief at the nearby Pondok Petir housing compound told The Jakarta Post Sunday. Authorities in Jakarta, South Tangerang municipality and Tangerang regency were urged to coordinate emergency measures to evacuate residents living in lower areas in an anticipation of a possible collapse of the Sasak Tinggi embankment, Cisadane and Ciliwung rivers management agency chief Pitoyo Subandrio said. “If the dike collapses, a flash flood will certainly sweep away thousands of houses and could kill thousands of people living near the Bambu Apus and Ulujami housing areas in Tangerang,” he said. The two lakes were created during the Dutch colonial era to control flooding from the Krukut River, but no measures have since been taken by authorities to convert them into functioning dams, Pitoyo said. He predicted that the lake’s embankment would collapse soon if it continues to rain heavily over the next few days, and called on Jakarta and the South Tangerang municipal administration to rapidly coordinate with the Bogor and Tangerang regencies to anticipate an emergency and immediately begin implementing damage control measures. People in Pamulang were relatively safe, at least for a short-term, because despite the overflows, the Pamulang lake’s dike has remained strong, Pitoyo added. University of Indonesia environmental expert Tarfun Wiryono agreed that coordinated measures were an urgent necessity to protect the safety of residents. The municipal administration apparently failed to learn from the Situ Gintung tragedy because precautionary actions have not been taken, he said, referring to the March 2009 tragedy that killed 100 people and flattened thousands of houses. The two lakes have been overflowing because they could no longer intercept water from heavy downpours, partially because of the conversion of 4,200 hectares along Krukut River for housing estates over the past decade, Tarfun said. “Beginning near the Billabong housing area in Bogor, the Krukut River winds through Pamulang, Bintaro and Ulujami in South Jakarta, Tangerang regency and North Jakarta. It has limited capacity to contain water to protect the numerous surrounding housing compounds,” he said. Both Pitoyo and Tarfun shared the same view that the root causes of the worsening condition of the lake were weak enforcement of the 2007 Zoning Law and neglect of control and inspection responsibilities by the local authorities. “The 60,000-hectare area along the Krukut River no longer has the open spaces to serve as water catchment areas capable of preventing flooding during the rainy season,” Tarfun said.

Kasus Situ Pamulang: Penampakan Buaya Jadi Pertanda

JAKARTA, SELASA - Keberadaan Situ Pamulang di Jalan Raya Pajajaran, Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, sebenarnya memberi atmosfer tersendiri bagi warga sekitar. Bentangan air dan pepohonan disekitarnya memberi suasana teduh. Tak aneh itka setiap sore banyak mudamudi yang menghabiskan waktu di pinggir situ tersebut. Namun, kondisi Situ Pamulang, kini tidak terpelihara dengan baik. Bukan hanya masalah penyempitan, tetapi juga pembangunan pusat perbelanjaan dan perumahan di sekitarnya yang terus memengaruhi kelestarian situ. Di balik asrinya lingkungan Situ Pamulang, menurut warga sekitar, tempat ini me nyimpan misteri. Danau ini dulu sering minta korban. Tenggelamnya enam anak baru gede (ABG) di situ tersebut, Minggu (14/9) pagi, terjadi setelah belasan tahun tidak ada orang yang tenggelam di sana. "Dulu zaman saya masih kecil, setiap.tahun pasti ada yang tenggelam," ujar Ardi Jama (56), warga Jalan Saidin, Bambuapus, Pamulang. Menurut Ardi, selama belasan tahun terakhir tidak ada yang tenggelam di danau tersebut, hingga tragedi hari Minggu terjadi. Ardi mengatakan, puluhan tahun lalu sering ada penampakan buaya di permukaan situ. Beberapa saat setelah penampakan buaya, dapat dipastikan akan ada korban tenggelam. "Kalau ada buaya, pada nggak berani ke danau. Saya juga dulu ngangon (menggembala) kerbau. Kalau buaya muncul saya nggak berani memandikan kerbau," kata ayah enam anak ini seraya menyatakan tidak tahu apakah sebelum terjadi tragedi hari Minggu lalu ada penampakan buaya atau tidak. Menurut pensiunan karyawan swasta ini, kebanyakan korban tenggelam di Situ Pamulang adalah warga tempat lain, bukan warga setempat. "Saya dulu sering mandi di tempat itu. Berenang ke seberang juga nggak apa-apa," ujarnya. Sebelum tahun 1980-an, kata Ardi, banyak warga Serpong, Pondokpetir, dan wilayah sekitarnya yang bertandang dan berenang di Situ Pamulang dan akhirnya tewas tenggelam. "Dulu ada bambu panjang yang menancap di danau. Nah, itu adalah titik tengah danau. Orang bilangnya Kedung Buaya, padahal buayanya kadang ada kadang tidak ada," katanya. Setiap musim panas, dulu, anak-anak kerap berburu ikan di pinggir danau, "Ada ikan mercoca, ikan lopis, ikan helem, dan masih banyak lagi. Tapi sekarang tidak ada ikan lagi," ujar Ardi. Saat ini, sebagian danau digunakan untuk beternak ikan oleh warga sekitar. Di pinggir danau, endapan lumpur mencapai setinggi paha orang dewasa. Diduga, lumpur itulah yang membuat enam ABG terjebak dan tidak bisa berenang. Jalan Raya Pajajaran baru diaspal sekitar tahun 1975. Saat masih berupa jalan berbatu, banyak pedagang yang lewat dengan menggunakan sepeda menuju Pasar Ciputat atau Pasar Kebayoran Lama. Sedangkan saat ini jalan tersebut ramai dilalui kendaraan. Akibatnya, di jalan tersebut menjadi rawan kecelakaan. Bahkan tidak jarang korban kecelakaan hingga meninggal dunia. "Di sini dari dulu sering terjadi kecelakaan. Biasanya kalau sudah ada tiga atau empat kecelakaan, yang kelima pasti korbannya meninggal" ujar seorang warga yang tidak mau menyebutkan namanya. la menuturkan, ruas Jalan Pajajaran mulai kawasan pinggir danau hingga bundaran Pamulang adalah tempat yang paling sering terjadi kecelakaan. "Dulu ketika jalan belum diaspal ada yang terlindas truk. Apalagi sekarang, jalan yang sudah mulus membuat banyak pengendara motor ngebut," katanya. Di balik sejumlah kejadian tersebut, sebagian masyarakat masih menganggap kawasan danau dan jalan Pajajaran adalah area yang cukup angker. Namun, sebagian warga lainnya menganggap tidak ada yang berbeda dan aneh pada danau tersebut. "Yah, memang percaya nggak percaya, tapi korban meninggal sih ada saja, akibat kecelakaan atau tenggelam di danau," ujar seorang warga. (Warta Kota/sab)

Tanggul Situ Sasak Tinggi Pamulang Cuma Terbuat dari Patok Bambu

Jakarta Tragedi Situ Gintung semestinya menjadi pelajaran. Namun ternyata kondisi danau atau situ lainnya di sekitar Jakarta sangat memprihatinkan. Situ Sasak Tinggi Pamulang, yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Situ Gintung, misalnya hanya ditanggul dengan patokan bambu. Pantauan detikcom, Selasa (31/3/2009), tanggul yang terbuat dari potongan bambu yang ditancap-tancapkan itu mengelilingi luas Situ Sasakan Tinggi yang berbatasan dengan pemukiman warga. Sementara yang berbatasan dengan jalan raya, tanggul danau ini dicor dengan batu kali dan semen. "Sekarang sudah banyak bambu yang lepas juga," kata penjaga Situ Sasak Tinggi, Imam. Pria asal Kediri, Jawa Timur, ini telah 20 tahun lebih merawat Situ Sasak Tinggi. Tidak jauh dari tanggul patok bambu itu, berdiri rumah warga. Bahkan rumah Imam sendiri berdiri persis di pinggir Situ. Lokasi Situ Sasak Tinggi berada di tengah pemukiman warga. DPRD Tangerang telah memperingatkan pemerintah setempat untuk mengawasi tanggul situ tersebut karena menemukan adanya retakan tanggul di pinggir jalan. Imam menceritakan, tanggul Situ Sasak Tinggi belum pernah jebol. Tapi bila hujan deras melanda, luapan air bisa menutupi setengah dari tinggi rumah. Jika sudah begini, Imam pun bergegas menutup jalan agar jalan raya yang berada di pinggir danau agar tidak dilalui mobil atau kendaraan lainnya. "Karena kalau dilalui nanti getarannya bisa meruntuhkan tanah dan bisa ambrol seperti kejadian di Situ Gintung," tukasnya. Meski demikian Imam mengaku tidak khawatir Situ Sasak akan mengalami musibah seperti Situ Gintung. "Asal dirawat baik dan perbuatan kita juga baik, pasti nggak kejadian kayak Gintung," kata Imam. (iy/nrl)

Potensi Wisata Situ Gintung, Tangsel

Kota Tangerang Selatan diketahui tidak banyak memiliki kawasan wisata yang layak untuk bersaing dengan kawasan wisata lainnya di Jabodetabek. Mungkin yang masih terbilang baik adalah wisata kuliner di berbagai lokasi khas seperti di Serpong, Ciputat ataupun Bintaro. Namun ada sebuah situ (danau) yang cukup luas yakni Situ Gintung sebuah danau kecil buatan yang terletak Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Lokasi danau ini berada di sebelah barat daya kota Jakarta. Danau seluas 21,4 ha (2008) ini telah berubah fungsi, dimanfaatkan sebagai tempat wisata taman yang awalnya sebagai waduk area pertanian di sekitarnya. Awal pembentukan situ (danau) ini adalah sebagai waduk yang berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan dan untuk perairan ladang pertanian di sekitarnya, dibuat antara 1932-1933 dengan luas awal 31 ha. Kapasitas penyimpanannya mencapai 2,1 juta meter kubik. Situ ini adalah bagian dari Daerah Aliran Cisadane merupakan salah satu sungai utama Provinsi Banten dan Jawa Barat sumber berasal Gunung Salak dan Gunung Pangrango di Kabupaten Bogor (sebelah selatan Kabupaten Tangerang) yang mengalir ke Laut Jawa panjang sungai ini sekitar 80 km dan bendungan aliran Kali Pesanggarahan. Di tengah-tengah situ terdapat sebuah pulau kecil yang menyambung sampai ke tepi daratan seluas kurang lebih 1,5 ha yang bernama Pulau Situ Gintung beserta hutan tanaman yang berada di sekitarnya. Semenjak tahun 1970-an kawasan pulau dan salah satu tepi Situ Gintung dimanfaatkan sebagai tempat wisata alam dan perairan dimana terdapat restoran, kolam renang dan aktivitas outbond. Sebagai warga Tangerang Selatan saya melihat potensi wisata Situ Gintung layak untuk dikembangkan lebih lanjut dengan penataan, pemeliharaan dan pengayaan sumber daya yang tersedia disana. Pertama, penataan tata ruang wilayah Situ Gintung sebagai ruang terbuka hijau sangat tepat dan patut dipertahankan karena akan mampu menyerap air hujan dan aliran air lainnya untuk wilayah sekitar situ tersebut. Belum lagi pepohonan hijau dan taman kota yang mampu memberikan asupan oksigen berlimpah di tengah padatnya polusi kendaraan maupun pabrik yang ada di Tangerang Selatan. Kedua, pemeliharaan, sebagai potensi alami yang an-sich memang berbentuk danau dan taman kota maka wajib dipelihara oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat sekitar agar keindahan dan kehijauan situ tetap bertahan seperti sediakala. Pemeliharaan ini bisa dilakukan dengan cara senantiasa menggalakan program bersih desa di sekitar situ, aturan tata ruang yang ketat untuk area situ dan suntikan dana APBD yang memadai guna member added-value keberadaan Situ Gintung. Ketiga, pengayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di Situ Gintung. Sumber daya alam diperkaya dengan senantiasa mengecek kadar polusi air dan udara, aliran air yang normal, tanaman dan hewan yang di-intensifikasi dan diversifikasi agar lebih menarik perhatian pengunjung kawasan wisata selain mempertahankan ekosistem alam yang telah ada. Kemudian pemberdayaan masyarakat sekitar Situ Gintung agar bisa kesadarannya meningkat, pendapatannya bertambah dan lapangan pekerjaan pun semakin luas. Jelas jika demikian manfaat dari keberadaan Situ Gintung akan semakin bertambah dan bernilai guna. Pelatihan-pelatihan dan pemberian izin usaha yang berwawasan lingkungan oleh pemerintah daerah diyakini akan membuat hal tersebut diatas mudah tercapai. Peristiwa jebolnya tanggul pada tanggal 27 Maret 2009 pun sudah seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat bahwa kekayaan alam yang dimiliki bangsa ini sudah seharusnya dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. Tidak hanya sekedar menghindari bencana alam yang mengancam jika manusia berbuat ulah namun juga bisa memberi nilai tambah yang semakin meningkat terhadap alam dan mampu memenuhi kebutuhan manusia agar bahagia dan sejahtera. Maka saya secara pribadi sebagai warga Tangerang Selatan menyarankan kepada Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany agar mampu member perhatian dan merawat Situ Gintung sebagai harta karun tak ternilai Kota Tangerang Selatan tercinta.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangsel Tembus 8,7 Persen

Serpong, Pemerintah Kota Tangerang Selatan tengah menggodok penyusunan draft rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Penanaman Modal. Kebijakan tersebut ditempuh untuk terus meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang pada tahun 2010 telah berhasil tembus mencapai 8,7 persen. "Investor Tangerang Selatan didominasi oleh PMDN (Penanam Modal Dalam Negeri. Presentasenya mencapai angka 90 persen yang bergerak di bidang perdagangan dan jasa," ungkap Kepala Kantor Penanaman Modal Daerah (PMD) - Oting Rukhiyat. Menurut Oting, presentase diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pusat yang menyatakan laju pertumbuhan ekonomi Kota Tangsel menembus angka 8,7 persen. Jika dibandingkan dengan presentase satu tahun sebelumnya yang hanya mencapai 6,4 persen, sedangkan untuk rata-rata tingkat nasional saja hanya 7,5 persen. Oleh karena itu, sambung Oting, Pemerintah tengah membuat sebuah payung hukum dalam bentuk Peraturan Daerah. Poin penting dalam regulasi tersebut harus ramah dan bersahabat (friendly) terhadap para pelaku usaha atau calon investor. Demikian pula halnya proses pemberian perijinan yang merupakan tugas dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T), harus menjadi lembaga terdepan dalam peningkatan investasi. "Outletnya investasi kan di situ. Mungkin dengan biaya murah dan waktu yang jelas. Kemudian service (pelayanan) juga diutamakan dan jelas," terang Oting. (bpti-ts)

Hujan Deras Bikin Jalan di Tangsel Terendam

SERPONG (Pos Kota) – Hujan yang terjadi Kamis malam (19/4) membuat sejumlah ruas jalan dan pemukiman warga di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kebanjiran ketinggian air bervariasi mulai dari 50 Cm hingga 1 meter lebih. Bahkan, ruas Jalan Tol BSD – Jakarta tak luput dari banjir hingga membuat arus lalulintas sejak Kamis malam hingga Jumat pagi (20/4) dialihkan ke jalan lingkungan setempat. Kondisi yang terparah akibat banjir antara lain terjadi di Jl. Raya Maruga, Jl. Raya Ciater, Jl. Aria Putra, Ciputat, lingkungan SDN IV Serua dan Jalan Tol BSD – Jakarta di KM 8, Jombang. Selain karena saluran tak berfungsi dengan baik juga ada tanggul dari Kali Angke di dekat perumahan Villa Bintaro yang jebol. Sejak pukul 16.30 WIB (Kamis, 19/4), petugas Polsek Serpong terpaksa menutup pintu masuk tol dari BSD menuju Jakarta karena tidak bisa dilalui kendaraan akibat antrean kendaraan terjadi hingga 1 Km. “Kami terpaksa menutup jalan tol khususnya dipintu masuk Jombang karena banjir cukup dalam,” kata Kanit Lantas Polsek Serpong Iptu Renta H Manurung. “Terpaksa kendaraan dialihkan kea rah Tol Kebun Nanas semalam kalau sekarang sudah kembali normal karena air sejak Pk. 07:00 WIB, Jumat (20/4) sudah surut.” Banjir juga terjadi diruas Jl. Raya Cianter, Serpong dan SDN IV, Serua, Ciputat setiap hujan karena saluran air atau drainase tak berfungsi dengan baik. “Warga sudah berulang kali meminta Pemkot Tangsel untuk memperbaiki saluran air tersebut tapi sampai saat ini belum terealisasi,” kata Wawan, warga Ciputat.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Tangsel M Taher R, mengatakan tahun 2012 ini sudah diprogramkan revitalisasi untuk SDN IV Serua agar terhindar dari banjir luapan air dari saluran sekitar lokasi. “Kami tinggal menunggu anggaran turun untuk kegiatan tersebut,” ujarnya. Ditempat terpisah Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, mengatakan banjir di badan Jalan Tol BSD – Jakarta karena ada tanggul di kali Angke yang jebol, sekitar Pk. 19:40 (Kamis malam, 19/4), sehingga air meluap ke badan jalan tersebut termasuk ke perumahan warga di Villa Bintaro dan Puri. Antisipasi terhadap kemungkinan banjir itu memang sudah dilakukan tapi jebolnya tanggul sama sekali tak diduga. Banjir yang terjadi disejumlah titik jalan akibat buruknya kondisi drainase yang ada sehingga perlu adanya perbaikan secepatnya. “Banjir dipemukiman warga tak lepas dari jeleknya darinase atau saluran air yang ada termasuk juga penyempitan gorong-gorong serta penataan antar pengembang peruhaman yang masing-masing sehingga saluran tak bisa tertata dengan baik,” ujarnya. “Kami juga secepatnya akan memanggil pengembang untuk menata ulang kondisi saluran air yang ada di sejumlah perumahan setempat.” (anton/dms) Kondisi banjir di ruas Jalan Tol BSD – Jakarta di KM 08, Jombang, Kota Tangsel, Kamis malam (19/4) akibat tanggul jebol. (anton)