Rabu, 05 Desember 2012

Pamulang, Seruu.com - Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Banten, menyiapkan aula Kecamatan Ciputat untuk ruang alternatif bagi siswa SDN Serua 1 dan SDN Serua 4 bila terjadi banjir. "Bila memang ruang kelas banjir, nantinya bisa dipindah ke aula kecamatan Ciputat," kata Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie di Tangerang, Sabtu (21/4/2012). Pernyataan Benyamin terkait banjir di SDN Serua 1 dan SDN Serua 4 yang berada di Kecamatan Ciputat pada Kamis (19/4). Akibatnya, 300 siswa dari kedua sekolah dasar tersebut diliburkan akibat ruang kelas terendam air termasuk bangku belajar yang terbawa arus air. Adapun penyebab banjir adalah karena jebolnya tanggul yang berada di belakang sekolah sehingga air dari rawa masuk ke area sekolah. Benyamin mengatakan, pemindahan belajar dimaksudkan agar kegiatan belajar siswa tidak terganggu. Apalagi dalam dua minggu ke depan, para siswa akan melaksanakan ujian. Sehingga, perlu ada persiapan dini guna memberikan kenyamanan siswa. Termasuk distribusi logistik agar tidak rusak saat hujan turun. "Kami akan perintahkan Dinas Pendidikan untuk memberikan perhatian lebih kepada infrastruktur dan kenyamanan belajar siswa," katanya. Kepala Sekolah SDN IV Serua, Nuradi Mahim menuturkan sekolah tersebut selalu dilanda banjir dikarenakan keberadaan di bawah jalan. Namun, banjir tidak akan parah, lantaran saluran drainase jalan di Kelurahan Serua sudah diperbaiki. "Mungkin kalaupun banjir tidak akan parah seperti tahun-tahun sebelumnya. Kebetulan karena posisi sekolah berada di bawah badan jalan jadi air pasti mengalir ke bawah," katanya. [ndis]

Warga Tangsel Masih Cemaskan Banjir

TANGSEL (KabarPublik) – Hujan yang terus-menerus mengguyur Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menjadikan warga kian cemas. Sebab, ancaman banjir sewaktu-waktu bisa terjadi. Hal ini seperti kecemasan warga yang tinggal di Kelurahan Serua Kecamatan Ciputat. Setiap kali hujan deras mengguyur, jalan utama kawasan itu yakni Jalan Raya Aria Putra selalu terendam banjir hingga sepinggang orang dewasa. Akibatnya, lalu lintas melalui kawasan itu lumpuh total. Padahal, keberadaan Jalan Aria Putra sangat strategis yakni menghubungkan Ciputat dengan Kecamatan Pondok Aren. “Ini akibat pembangunan perumahan yang tidak memperhatikan lingkungan sehingga banjir terjadi,” ujar Tio, pemuda setempat. Padahal sebelumnya kawasan itu dikenal tidak pernah mengalami banjir meski hujan deras mengguyur sekalipun. Dari penuturan warga setempat, hal ini terjadi akibat adanya aliran sungai yang dibelokkan oleh salah satu pengembang karena lokasi sekitar akan dibangun perumahan. “Kami sudah adukan ini kepada Pemkot Tangsel, namun sampai sekarang tindak lanjutnya belum maksimal,” tutur warga setempat. Ancaman banjir juga menghantui warga yang tinggal di Perumahan Bukit Pamulang Indah (BPI) Kecamatan Pamulang. Perumahan ini memang dikenal menjadi langganan banjir setiap kali musim hujan tiba. Meski sudah dibangun tanggul-tanggung pasir yang dimasukkan karung, namun tetap saja air bisa menerobos masuk. “Seperti minggu lalu, banyak warga di sini terpaksa mengungsi akibat kebanjiran,” tutur Sunarto, warga setempat. Sementara, Kelurahan Cireundeu Kecamatan Ciputat Timur sejak sepekan terakhir terus melakukan antisipasi banjir. Bersama-sama warga, Lurah setempat, Suharto Mardjuki secara marathon melakukan pembersihan kali yang melintasi wilayah tersebut. “Kami bersihkan sampah-sampahnya agar tidak memampetkan air. Sebab, salah satu penyebab banjir akibat aliran air yang tidak lancar akibat sampah,” terangnya. Di sisi lain, pihaknya secara door to door juga berkeliling ke rumah warga untuk memberi himbauan agar tidak membuang sampah sembarangan, salah satunya di sepanjang sungai. | putra

Proaktif Dalam Upaya Pencegahan dan Penanganan Banjir

Serpong, Web Tangsel - Memasuki musim hujan Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengantisipasi terjadinya bencana banjir. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tanpa kecuali diminta agar mempersiapkan diri sesuai dengan tugas fungsinya masing-masing terhadap kemungkinan ancaman bahaya banjir. Demikian disampaikan Wakil Walikota Tangerang Selatan - Benyamin Davnie, saat memimpin rapat koordinasi di Telaga Seafood, Jum'at, 2 Oktober 2012. "Ketika bencana terjadi, semua SKPD harus ikut berperan," pesannya. Kolektifitas pencegahan dan penanggulangan musibah banjir ini, terang Wakil Walikota, harus berjalan efektif dan efisien. Ia mengingatkan kepada setiap SKPD untuk lebih peduli dengan banjir. Meski tugas pokok dan fungsi yang ada tidak terkait langsung tetapi tetap menjadi tanggung jawab bersama. Dinas Perhubungan harus proaktif ketika terjadi banjir, karena peristiwa banjir akan diikuti dengan kemacetan lalu lintas. Dinas Kesehatan dan RSU serta Dinas Sosial harus siap siaga dengan layanan kesehatan dan koordinasi penyaluran bantuan ketika banjir terjadi, dan sebagainya. "Pokoknya setiap SKPD harus proaktif mengambil bagian dalam menghadapi musim penghujan ini." tegas Wakil Walikota. Masih menurut Wakil Walikota Benyamin, dalam setiap bencana alam terjadi, ada beberapa fase langkah penanggulangan yakni, sebelum terjadi bencana, ketika terjadi, dan pascabencana. Sebelum terjadi, menjadi tanggung jawab Dinas Bina Marga dan. Sumber Daya Air serta Dinas Tata Kota, Bangunan, dan Pemukiman untuk melakukan langkah pencegahan. Ketika terjadi bencana, maka semua kegiatan SKPD berada di bawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Wakil Walikota juga mengarahkan agar BPBD senantiasa menjalin komunikasi dengan BMKG dalam memantau perkembangan cuaca dari waktu ke waktu. Di tempat yang sama, Kepala Bidang Logistik BPBD - Bambang Hartoko, menerangkan, selama Februari hingga September kejadian banjir masih tinggi. "Semua kejadian ini kita peroleh dari Tim Reaksi Cepat (TRC) yang ada di BPBD. Karena mereka yang melaporkan setiap kejadian," ujarnya. TRC, kata Bambang mencatat setiap bencana yang terjadi. Walau, bencana tersebut terjadi dengan skala kecil. Dari catatan itu, lanjutnya bencana yang mendominasi adalah banjir. "Karena banjir kejadiannya paling banyak. Banjir tejadi 79 kali, tanah longsor empat kali, dan puting beliung dua kali," jelasnya. Dari banyaknya kejadian banjir tersebut, BPDB telah mencatat intensitasnya di masing-masing kecamatan. Pertama, di Kecamatan Pamulang. Selama 2012 ini, terjadi 24 kali banjir. Kejadian ini, datang setiap turun hujan. "Jumlahnya sama dengan Kecamatan Ciputat, selama delapan bulan terjadi 24 kali banjir," imbuhnya. Lalu, di Kecamatan Ciputat Timur terjadi 12 kali, Serpong 2 kali, Serpong Utara 3 kali, Setu dan Pondok Aren masing-masing terjadi 9 dan 10 kali. Dari jumlah kejadian itu, penyebab terbesarnya karena kondisi saluran air yang kurang normal. Sehingga, air hujan meluap ke jalan dan menyebabkan banjir. "Jadi, ada sekitar 31 titik banjir yang menjadi penyebabkan banjir di Tangsel," katanya. Bambang melanjutkan, walau jumlah banjir masih tinggi kasusnya cenderung aman. Dalam hal ini, tidak ada banjir yang menyebabkan kerugian materil lebih banyak. "Sebetulnya, banyaknya kejadian itu karena banjir kecil saja kita laporkan," terangnya. Pada kesempatan rakor tersebut, Kepala Bidang Suber Daya Air - Ajiawan memaparkan pula kondisi fisik wilayah Kota Tangerang Selatan yang menjadi sumber penyebab banjir, titik-titik lokasi rawan banjir pada setiap Kecamatan, serta langkah-langkah yang telah dilakukan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangsel dalam upaya mengantisipasi dan menanggulangi banjir di Kota Tangerang Selatan.(bpti-ts)