Senin, 21 Januari 2013

Mengais Rezeki di Tengah Banjir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi sebagian orang, banjir merupakan musibah karena tidak bisa bebas beraktivitas. Namun hal itu tidak terjadi pada Ibnu (27) penarik gerobak pengangkut motor yang mencari peruntungan di depan Perumahan Ciledug Indah 1. Sudah sejak Senin (14/1) banjir melanda di Perumahan Ciledug Indah 1 dan 2, namun ketinggian air mengalami peningkatan signifikan sejak Kamis (17/1) yang mencapai satu meter. Tidak hanya itu, jalanan di depan Perumahan Ciledug Indah 1 dan 2 (Jalan Hasyim Ashari) tergenangi air setinggi 50-60 centimeter. Kondisi jalan yang tertutupi air tersebut membuat kendaraan terhambat untuk berjalan, terutama sepeda motor. Melihat kondisi itu, Ibnu melihat peluang untuk memanfaatkannya dengan mengangkut motor di gerobak besinya. Gerobak yang biasa dia gunakan untuk mencari barang bekas, diubahnya untuk mengangkut sepeda motor. Sebatang kayu sepanjang sekitar 50 centimeter diletakkan di atas gerobak Ibnu untuk menaikkan badan motor agar tidak terendam air. "Paling banyak mengangkut motor jenis bebek, kalau motor besar jarang karena mereka berani menembus banjir," ujar Ibnu saat ditemui di depan Perumahan Ciledug Indah 1 Kota Tangerang, Kamis (17/1). Hampir setiap tahun kedua perumahan itu menjadi langganan banjir, bahkan di tahun 2007 ketinggian air mencapai dua meter. Ibnu mengaku baru tahun ini dirinya memanfaatkan momen banjir di wilayah itu. Dia beralasan ingin menambah penghasilan karena untuk menutupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. "Sekali angkut tarifnya bervariasi ada Rp 20.000 dan Rp 25.000," ujarnya. Dia mengatakan sehari bisa mengantongi pendapatan senilai Rp 300.000. Namun jumlah itu menurut Ibnu harus dibagi dengan empat temannya yang membantu proses pengangkutan tersebut. Menurut dia, proses pengangkutan itu harus dilakukan tiga orang karena beban motor yang diangkut sangat berat dan medan perjalanannya juga tidak selalu lancar. Hal itu menurut dia jalan tidak rata dan bisa mengakibatkan gerobaknya tidak seimbang. "Kami mengangkut sekitar 500 meter lebih dan saya rasa tarif itu wajar," ungkapnya. Penarik gerobak pengangkut motor yang lain Muhammad Nurodin (54) mengaku setiap kali banjir dirinya memanfaatkan momen tersebut. Hal itu dilakukannya untuk menutupi kebutuhannya seharinya yang tidak bekerja tetap. "Saya diajak teman untuk menarik gerobak, lumayan untuk menambah penghasilan," ujar Nurodin. Gerobak yang digunakannya menurut dia biasanya digunakan untuk mencari barang bekas. Dia mengatakan sudah sejak Selasa (15/1) dirinya mencari rezeki dengan cara tersebut dan hasilnya dibagi tiga dengan temannya. "Sehari bisa dapat Rp 300.000 tapi itu kan harus dibagi dengan tiga orang," kata pria yang tinggal di Kampung Dukuh Kota Tangerang itu. Jasa gerobak pengangkut motor disaat hujan memang banyak di wilayah tersebut, jumlahnya sekitar 30 gerobak. Tentu hal itu menimbulkan persaingan diantara mereka. Nurodin pun mengakui adanya persaingan tersebut, tetapi dia menganggapnya bukan masalah yang serius. Karena dia berkeyakinan rezeki yang didapatkannya sudah diatur tuhan. "Ya tentu bersaing, tapi kan sudah ada rezekinya masing-masing," katanya. Pengendara motor mengaku terbantu Para pemotor mengaku terbantu dengan kehadiran jasa gerobak pengangkut motor itu misalnya Robi (29) yang menggunakan jasa tersebut untuk menghindari mesin terkena air banjir. Menurut dia ,risiko masuknya air kedalam motornya sangat membahayakan karena bisa menghambat aktivitasnya untuk mengantarkan barang dari Jakarta ke wilayah Tangerang. Oleh karena itu, dia memilih menggunakan jasa tersebut. "Tarifnya Rp 30.000, dan saya memilih menggunakan jasa itu karena banjir ketinggiannya sampai lutut sehingga motor bisa mogok," kata Robi. Pemotor lain Najib (45) mengaku menggunakan jasa tersebut untuk mempersingkat lamanya perjalanannya menuju Cipondoh. Dia hendak menuju Cipondoh Kota Tangerang dari wilayah Meruya Jakarta Barat. Menurut Najib, Jalan Hasyim Ashari Kota Tangerang merupakan akses jalan tercepat untuk menuju Cipondoh. Karena itu dia menilai apapun yang terjadi lebih baik dihadapinya termasuk genangan air yang mencapai 60 centimeter itu. "Daripada muter lebih baik saya menggunakan gerobak ini karena bisa mempersingkat waktu jika lewat jalan ini," katanya. Dia merasa heran karena air pada hari Kamis (17/1) pukul 06.00 WIB tidak setinggi siang hari. Najib yang saat ditemui beserta anaknya menuju Cipondoh mengaku tidak keberatan dengan tarif yang ditetapkan penarik gerobak pengangkut motor itu sebesar Rp20.000. Nilai itu menurut dia sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan mereka mengangkut motor jenis bebeknya. "Tidak mahal tarif yang mereka kenakan karena sebanding," katanya. Namun diantara banyak pemotor yang menggunakan jasa itu, ada seorang pemotor yang tampak tergopoh-gopoh mendorong sepeda motornya. Sebuah motor matic warna merah didorong Lilik (29) sejauh sekitar 200 meter hingga sampai di jembatan depan pintu masuk Perumahan Ciledug Indah 1. Lilik mencoba menerobos genangan air di Jalan Hasyim Ashari khususnya antara Perumahan Ciledug Indah 1 hingga Ciledug Indah 2 namun tidak berhasil. "Saya tidak pakai gerobak karena mikirnya tidak terlalu dalam namun di tengah jalan genangan air hingga lutut," tandasnya. Lilik memilih mendiamkan motornya itu sekitar lima menit agar air yang masuk ke dalam motornya bisa keluar lalu dihidupkannya kembali. Ternyata setelah menunggu itu, dihidupkannya motor itu dengan "electric starter" dan kemudian menyala normal. "Biasanya kalau kena banjir saya diamkan dulu baru dinyalakan," ungkapnya. Lilik merupakan pegawai di sebuah perusahaan yang ada di Summarecon Gading Serpong Kota Tangerang Selatan. Dia menilai akses tercepat dari Jakarta yang menjadi tempat tinggalnya, menuju tempat kerjanya adalah jalan tersebut. Jalan Hasyim Ashari khusus di depan Perumahan Ciledug Indah 1 dan 2 merupakan akses utama warga Tangerang menuju berbagai wilayah di Jakarta atau pun sebaliknya. Hujan yang terus mengguyur wilayah itu menyebabkan aliran sungai di depan Perumahan Ciledug Indah 1 meluap dan memasuki wilayah perumahan serta jalan raya. Hikmah dari setiap kejadian pasti ada, termasuk musibah banjir. Ada yang bergumam kesal namun ada juga yang mencari rezeki diderasnya banjir yang melanda sebuah wilayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar