Rabu, 05 Desember 2012

Proaktif Dalam Upaya Pencegahan dan Penanganan Banjir

Serpong, Web Tangsel - Memasuki musim hujan Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengantisipasi terjadinya bencana banjir. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tanpa kecuali diminta agar mempersiapkan diri sesuai dengan tugas fungsinya masing-masing terhadap kemungkinan ancaman bahaya banjir. Demikian disampaikan Wakil Walikota Tangerang Selatan - Benyamin Davnie, saat memimpin rapat koordinasi di Telaga Seafood, Jum'at, 2 Oktober 2012. "Ketika bencana terjadi, semua SKPD harus ikut berperan," pesannya. Kolektifitas pencegahan dan penanggulangan musibah banjir ini, terang Wakil Walikota, harus berjalan efektif dan efisien. Ia mengingatkan kepada setiap SKPD untuk lebih peduli dengan banjir. Meski tugas pokok dan fungsi yang ada tidak terkait langsung tetapi tetap menjadi tanggung jawab bersama. Dinas Perhubungan harus proaktif ketika terjadi banjir, karena peristiwa banjir akan diikuti dengan kemacetan lalu lintas. Dinas Kesehatan dan RSU serta Dinas Sosial harus siap siaga dengan layanan kesehatan dan koordinasi penyaluran bantuan ketika banjir terjadi, dan sebagainya. "Pokoknya setiap SKPD harus proaktif mengambil bagian dalam menghadapi musim penghujan ini." tegas Wakil Walikota. Masih menurut Wakil Walikota Benyamin, dalam setiap bencana alam terjadi, ada beberapa fase langkah penanggulangan yakni, sebelum terjadi bencana, ketika terjadi, dan pascabencana. Sebelum terjadi, menjadi tanggung jawab Dinas Bina Marga dan. Sumber Daya Air serta Dinas Tata Kota, Bangunan, dan Pemukiman untuk melakukan langkah pencegahan. Ketika terjadi bencana, maka semua kegiatan SKPD berada di bawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Wakil Walikota juga mengarahkan agar BPBD senantiasa menjalin komunikasi dengan BMKG dalam memantau perkembangan cuaca dari waktu ke waktu. Di tempat yang sama, Kepala Bidang Logistik BPBD - Bambang Hartoko, menerangkan, selama Februari hingga September kejadian banjir masih tinggi. "Semua kejadian ini kita peroleh dari Tim Reaksi Cepat (TRC) yang ada di BPBD. Karena mereka yang melaporkan setiap kejadian," ujarnya. TRC, kata Bambang mencatat setiap bencana yang terjadi. Walau, bencana tersebut terjadi dengan skala kecil. Dari catatan itu, lanjutnya bencana yang mendominasi adalah banjir. "Karena banjir kejadiannya paling banyak. Banjir tejadi 79 kali, tanah longsor empat kali, dan puting beliung dua kali," jelasnya. Dari banyaknya kejadian banjir tersebut, BPDB telah mencatat intensitasnya di masing-masing kecamatan. Pertama, di Kecamatan Pamulang. Selama 2012 ini, terjadi 24 kali banjir. Kejadian ini, datang setiap turun hujan. "Jumlahnya sama dengan Kecamatan Ciputat, selama delapan bulan terjadi 24 kali banjir," imbuhnya. Lalu, di Kecamatan Ciputat Timur terjadi 12 kali, Serpong 2 kali, Serpong Utara 3 kali, Setu dan Pondok Aren masing-masing terjadi 9 dan 10 kali. Dari jumlah kejadian itu, penyebab terbesarnya karena kondisi saluran air yang kurang normal. Sehingga, air hujan meluap ke jalan dan menyebabkan banjir. "Jadi, ada sekitar 31 titik banjir yang menjadi penyebabkan banjir di Tangsel," katanya. Bambang melanjutkan, walau jumlah banjir masih tinggi kasusnya cenderung aman. Dalam hal ini, tidak ada banjir yang menyebabkan kerugian materil lebih banyak. "Sebetulnya, banyaknya kejadian itu karena banjir kecil saja kita laporkan," terangnya. Pada kesempatan rakor tersebut, Kepala Bidang Suber Daya Air - Ajiawan memaparkan pula kondisi fisik wilayah Kota Tangerang Selatan yang menjadi sumber penyebab banjir, titik-titik lokasi rawan banjir pada setiap Kecamatan, serta langkah-langkah yang telah dilakukan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangsel dalam upaya mengantisipasi dan menanggulangi banjir di Kota Tangerang Selatan.(bpti-ts)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar